Kamis, 26 Desember 2013

DIVISI

Kamis, Desember 26, 2013

Sekolah Alam

Sekolah Alam Ciliwung didirikan pada Juni 2005.

          Inilah bantaran sungai Ciliwung sekitar tahun 1970'an di salah satu kawasan Jakarta Timur. Air mengalir dengan deras di sungai yang masih lebar dan dalam, sementara pepohonan di sekitarnya sangat rimbun. Kini sulit mencari bantaran sungai yang demikian. Lantaran makin banyak dihuni manusia yang menjadikan sebagai tempat tinggal. Bahkan beberapa di antaranya sudah jadi perkampungan. Tidak heran bila 13 sungai yang mengalir di Jakarta, bukan saja makin dangkal, tapi makin mengecil kelebarannya. Banjir pun tiap saat makin meluas.
           Melihat keadaan yang sudah sangat memprihatinkan ini, sejumlah anak di Condet, Jakarta Timur mendirikan 'Wahana Komunitas Lingkungan Hidup Sungai Ciliwung, Condet.'' Dengan motto : 'Sebatang pohon seribu kehidupan', para anak muda yang dipimpin Abdulkadir Muhammad dan Budi Setija, telah mengamankan sekitar 20 hektare bantaran sungai Ciliwung di kawasan Condet.
            Setelah bekerja tanpa mengenal lelah selama enam tahun, kini hasilnya mulai terlihat. Di markasnya di tepi Ciliwung di Balekambang, mereka menyiapkan ribuan pembibitan berbagai budidaya tanaman, khususnya duku, salak dan melinjo. Ketiga tanaman khas Condet ini, kini semakin langka akibat pesatnya pembangunan perumahan. Sementara, pemborong makin bergairah membangun Condet, yang luasnya 582.450 hektar.
Akibat gagalnya Condet dijadikan sebagai cagar budaya buah-buahan, menurut Abdulkadir dan Budi, ratusan petani buah yang tidak lagi memiliki dan berganti profesi, ingin bekerja kembali. 'Untungnya sekitar 80 persen daerah bantaran sungai masih merupakan lahan kosong dan kebun yang tidak terawat,''ujar Budi. ''Inilah yang ingin diupayakan sebagai lahan konservasi oleh Wahana Komunitas Sungai Ciliwung Condet,'' ia menambahkan.
            Di sini kedalaman sungai masih ada yang mencapai 15 meter. Sekalipun terjadi penyempitan 12 meter, lebar sungai masih mencapai 30 meter. Yang juga perlu diacungkan jempol, dari belasan muda-mudi yang ikut terjun di wahana itu adalah mereka mengadakan Sekolah Alam 'Sawung' (Sekolah Alam Ciliwung). Para siswanya berusia tujuh hingga 12 tahun tiap Jumat.
            Di sinilah anak-anak diajar mencintai lingkungan dalam bentuk presentasi, diskusi, kunjungan lapangan, pemutaran film, dan berbagai kegiatan lainnya. Di bandaran yang telah disulap menjadi lingkungan yang sejuk dan asri itu, disediakan perpustakaan, kegiatan berperahu menyusuri sungai sejauh 7 km, dan jalan santai di tengah-tengah pepohonan hijau royo-royo. Kesemuanya merupakan bagian dari 'Wisata Lingkungan Sungai Ciliwung.' Karena itu, tidak heran pada hari-hari Ahad dan libur, anggota Wahana Komunitas Lingkungan Hidup Sungai Ciliwung Condet yang datang mencapai 20-an orang.
Permasalahannya adalah, tidak adanya mushola untuk pengunjung. Padahal, seperti dijelaskan Abdulkadir, biayanya hanya sekitar Rp 10 juta, di samping empat MCK (toilet). Di Condet sekarang ini ada ratusan perusahaan penampung tenaga kerja (TKW dan TKI) serta puluhan pengembang. Mungkin di antara mereka ada yang terketuk hatinya untuk membantu, kata Abdulkadir.
             Condet, pada 1975 oleh gubernur Ali Sadikin ditetapkan sebagai cagar budaya buah-buahan. Bahkan berdasarkan SK Gubernur 1989, kawasan di pinggiran Jakarta Timur ini menetapkan Salak Condet dan Burung Elang Bondol sebagai 'Maskot DKI Jakarta.' Kini pohon salak sudah hampir tidak tersisa lagi di Condet, sementara 'Burung Elang Bondol' sudah punah. Setidak-tidaknya inilah yang menyebabkan didirikannya 'Wahana Komunitas Lingkungan Hidup Sungai Ciliwung Condet'. 'Guna mencegah hutan kota yang tersisa ini tidak menjadi hutan beton alias tanaman bata,' ujar Budi.
(Alwi Shahab, wartawan Republika )

Edukasi tentang lingkungan itu TIDAK PENTING! Bila hanya dilakukan di dalam sejuknya kelas ber-AC dan perpustakaan yang hening dan nyaman. Karena edukasi tanpa aksi hanyalah ilusi.



Ciliwung Nursery

Ciliwung Nursery merupakan program komunitas Ciliwung bidang  pemberdayaan ekonomi masyarakat yang digulirkan pada beberapa wilayah (komunitas) DAS ciliwung, tujuannya adalah mengajak masyarakat untuk mengenal, mencintai dan ikut melestarikan keragaman jenis tanaman disekitar (lokal), serta terpeliharanya keseimbangan dan kemantapan ekosistem yang ada, agar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Bank Pohon Lokal, merupakan sarana Ciliwung Nursery dalam melaksanakan program pengadaan melalui pembelian bibit dari masyarakat, mulung biji/bibit tanaman, penyemaian, sumbangan masyarakat serta mendistribusikan kembali bibit pohon lokal ke masyarakat secara cuma-cuma di sepanjang Daerah Aliran Sungai Ciliwung (Sirkulasi). Saat ini bibit yang tersedia di Ciliwung Nursery kebanyakan dari jenis pohon berbatang keras seperti pohon Nangka, Bacang, Kemang, Manggis, Pucung, aneka jenis bambu dan lain-lain, koleksi tanaman yang telah berhasil dikumpulkan sebanyak 52 jenis tanaman  dan berjumlah 8000 pohon lebih.



Ciliwung Adventure

Titik wisata kami sepanjang Sungai Ciliwung terletak di lima segmen, dari mulai hulu Titik Satu Ciliwung Cisampay hingga hilir Condet di tengah keramaian kota Jakarta.
Penting untuk berinteraksi dengan alam kita...
Sungai sebagai tolak ukur peradaban manusia wajib untuk kita kenali, belajar dan berpetualang di sungai memberikan kita sebuah pengalaman yang takkan terlupakan.
Lebih jauh mengenali permasalahan sungai adalah membentuk pribadi-pribadi yang sadar akan keberlangsungan hidup.



Ciliwung Art Studio
Ciliwung Art Studio merupakan suatu wadah dan perusahaan kreatif dan profesional bagi para orang-orang yang berpikiran "out of the box" sekaligus concern di bidang lingkungan yang bertemu dan bekerjasama dalam Komunitas Ciliwung. Kami bekerja melalui berbagai media campaign untuk menyuarakan isu-isu lingkungan yang terjadi.

Setelah sekian lama bekerjasama dan prihatin atas hidup dan kehidupan volunteer, maka kami membuat suatu wadah usaha untuk menutupi beban operasional atas program-program konservasi sungai Ciliwung yang pada saat itu masih bernama Ciliwung Studio.

Ciliwung Studio sendiri berdiri pada Selasa 11 Desember 2012 setelah 1 bulan pelaksanaan peringatan Hari Ciliwung, yang beranggotakan para aktivis penggiat lingkungan yang berdomisili di Jabodetabek dan berlokasi di Condet, Jakarta Timur.
Lalu pada bulan Juli 2013 berganti nama menjadi Ciliwung Art Studio.

Ciliwung Art Studio sendiri fokus utamanya kepada Graphic Design dan Printing, meliputi merchandise dan kaos-kaos yang dijual di basecamp Komunitas Ciliwung.

Misi kami adalah menciptakan inovasi kreatif untuk mendukung semua aspek kegiatan Komunitas Ciliwung dan membuka & menambah wawasan dalam creative mind serta mengamalkan dalam aktifitas pelestarian lingkungan.

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

 

© 2013 Ciliwung Institute. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top