Minggu, 28 April 2013

Perbanyak Embung Lebih Efektif Daripada Waduk Ciawi

Minggu, April 28, 2013

Kolam Retensi di Kawasan Hulu Ciliwung, Bersih, Asri, Indah. Mengurangi banjir, menambah air tanah.Lokasi : Cilember Puncak 
( Foto : Harto Ssh )

Untuk penanggulangan bencana banjir DKI Jakarta, pemerintah pusat melalui Kementerian pekerjaan Umum berniat membangun Waduk Ciawi yang direncanakan juga sebagai penyedia air baku untuk Jakarta dan sekitarnya.

Perencanaaan ini terlihat sangat kontradiktif dengan fakta yang terjadi di lapangan, dimana banyak daerah tangkapan air seperti rawa, setu, banyak terjadi alih fungsi lahan diuruk menjadi daerah perumahan, serta industri industri yang dengan leluasa membuang limbah berbahaya langsung ke sungai tanpa melaui IPAL. 
Tidak terlihat usaha pemerintah dalam memaksimalkan pemanfaatan sungai sebagai sumber daya air permukaan dalam penegakan hukum peraturan dan upaya menahan run off air dari hulu secara perlahan menuju hilir Jakarta sebagai pencegahan bencana banjir.

Harus ada kebijakan dari Pemerintah Pusat untuk memperbanyak, membangun dan mempertahankan embung embung dan daerah tangkapan air lainnya seperti rawa, setu, danau di daerah hulu dan daerah segmen tengah Ciliwung yang memang tingkat curah hujannya cukup tinggi 2.500 - 4.000 mm/tahun.
Pemeliharaan rawa, setu dan embung juga dapat dimanfatkan masyarakat sebagai sumber perekonomian perikanan air tawar dan daerah wisata.

Rawa Kalimulya Kota Depok misalnya dari sekian banyak daerah rawa dan setu yang telah habis diuruk untuk proyek Komp. perumahan . Rawa dengan luas 2 Ha berjarak tidak lebih dari 100 m dar aliran sungai Ciliwung, sebagai salah satu cara penanggulangan banjir Ciliwung yang masuk ibukota Jakarta adalah mempertahankan situ, rawa, empang atau membuat tandon air di sekitar aliran Ciliwung.
Penanganan konservasi alam khususnya daerah resapan air seperti halnya rawa Kalimulya harusnya dapat dimaksimalkan oleh Pemerintah Pusat sebagai pengelola sungai yang melintasi 2 provinsi atau lebih. 

Rencana Pembangunan Waduk Ciawi, dinilai banyak para ahli pembangunan waduk ini ternyata tidak banyak membantu mengurangi potensi banjir Jakarta, hanya bisa mengurangi debit banjir kurang dari 5 %. 
Selain itu pembangunan model bendungan waduk tanpa perhitungan yang cermat dengan kondisi geologi dan kemiringan kontur tanah bisa membahayakan Jakarta sebagai derah hilir tertimpa bencana banjir air bah seperti jebolnya dam Situ Gintung dan tanggul Latuharhary.
Jika pembangunan Waduk Ciawi tidak dapat ditawar, harus ada AMDAL terbuka yang melibatkan masyarakat dan kalangan ahli dan akademisi.

Pemerintah Pusat bersinergi dengan pemerintah daerah penyangga, dituntut melakukan tindakan tegas penegakan hukum dan rencana startegis tata ruang dan pemanfaatan lahan yang berorientasi konservasi air dan ramah lingkungan. 

(SA)





Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

 

© 2013 Ciliwung Institute. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top