Senin, 29 April 2013

Kita Umat Terpilih, Tidak Pantas Membuang Sampah Sembarangan

Senin, April 29, 2013

Sampah Ciliwung di Jembatan Kalibata
Pada Banjir Besar Januari 2013

Sampah yang terbuang di alam selama ini jumlahnya sudah sangat banyak dan sudah tidak bisa ditolerir lagi, waktunya semua orang memperhatikan dan mengatur strategi agar tidak ada lagi sampah yang terbuang di alam, baik sampah padat maupun cair. Ingatlah bahwa kita manusia adalah umat yang terpilih dan sangat tidak pantas membuang sampah sembarangan. Kalau kita masih membuang sampah sembarangan itu berarti kita mencederai janji dan sumpah kita pada Allah. 

Gusti Allah memperingatkan lewat Surat Ar Rum 41 "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)". 

Tapi ayat ayat itu memang hanya untuk orang yang berfikir sehingga bisa mengambil pelajaran dari ayat khauniyah untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi manusia sebagai khalifa fil’ardh yang rahmatan lil’alamin. Sayang selama ini kita tidak pernah diajari tentang itu, kita hanya diajari membaca saja sehingga kita tidak bisa mengambil pelajaran dan petunjuk ilmu yang diberikan Allah SWT. Sehingga apa yang mereka lakukan saat merusak hutan, menempati bantaran sungai dan membuang sampah ke sungai TIDAK MERASA SALAH, TIDAK MERASA DHOLIM, 

Gusti Allah sudah memberi peringatan sekaligus saran lewat Surat Ar Raad Ayat 79 ”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka berusaha merubahnya sendiri” , tapi kalau kita TIDAK MERASA BERBUAT DHOLIM maka tidak akan ada perubahan sama sekali dan akan lebih buruk di masa depan. Sampah PLASTIK tidak akan pernah bisa terurai karena dibutuhkan waktu ratusan tahun.


( oleh : Kang Amien Widodo

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

 

© 2013 Ciliwung Institute. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top