Jumat, 08 November 2013

Siaran Pers Hari Ciliwung : Pertahankan Ekosistem Riparian Sungai Ciliwung!

Jumat, November 08, 2013

Pers Release Hari Ciliwung 11 November 2013
Pertahankan Ekosistem Riparian Sungai Ciliwung!

Selama ini Ciliwung tidak dikelola layaknya sebuah sungai. Hal ini dapat dilihat secara nyata dari kondisi Ciliwung yang semakin buruk. Sampah, limbah cair, dan bahan pencemar lainnya mengalir bebas dari hulu sampai hilir.  Ekosisitem riparian sebagai pagar terakhir yang menjaga sungai dihancurkan untuk pembangunan permukiman dan pusat bisnis. Akibatnya sedimentasi dari daratan masuk ke dalam badan sungai Ciliwung.  Kondisi ini semakin diperburuk karena daerah tangkapan air di bagian hulu terus berkurang.  Maka tidak mengherankan jika persoalan banjir terus mendera Jakarta.

Kondisi Ciliwung yang makin memburuk menjadi perhatian Komunitas Ciliwung.  Abdul Kodir, pegiat Komunitas Ciliwung Condet mengaku prihatin terhadap situasi yang terjadi. “Sungai-sungai di Jakarta saat ini semakin sempit dan sebagian besar tidak memiliki sempadan” kata Kodir di Condet.  Situasi ini, lanjut Kodir, menyebabkan sungai tidak dapat menampung volume air sehingga selalu terjadi banjir.

Respon pemerintah terhadap persoalan banjir Jakarta cenderung bersifat teknis seperti pengerukan sedimen dan membangun turap sepanjang puluhan kilometer.  Penambahan pintu air juga dilakukan untuk mempercepat aliran sungai ke laut. Pendekatan tersebut tidak akan efektif selama sumber permasalahan sedimentasi tidak diatasi secara menyeluruh.

“Selama daerah hulu dialih fungsikan dan ekosistem riparian dihancurkan sedimentasi akan terus terjadi.  Turap dan beton akan sia-sia dibangun” kata Sudirman Asun dari Ciliwung Institute.  Selanjutnya Asun menyatakan bahwa daerah puncak sebagai menara air harus dipulihkan luas tutupan hutan yang ideal untuk membantu menyimpan air.

Di Hari Ciliwung yang dirayakan setiap 11 November 2013, Komunitas Ciliwung menyerukan kepada pemerintah untuk menyelamatkan ekosistem riparian yang masih tersisa dan memulihkan sempadan yang rusak.  “Kami berharap tidak ada lagi ekosistem riparian di sempadan sungai yang dialih fungsikan”. Harap Muhamad Muslich Koordinar Riset Komunitas Peduli Ciliwung Bogor.  Berdasarkan hasil riset Komunitas Ciliwung tahun 2011-2013, lanjut Muslich, di sepanjang Bojong Gede Bogor sampai dengan Condet Jakarta masih ada titik-titik ekosistem riparian yang luas yang perlu diselamatkan.  Selain menahan erosi, ekosistem riparian juga menjadi habitat keanekaragaman hayati Sungai Ciliwung.

Catatan untuk redaksi
1.     1.   Hari Ciliwung 11 November, pertama kali diperingati pegiat Ciliwung tahun 2012.  Penetapan Hari Ciliwung tersebut didasarkan pada penemuan fauna Bulus atau Senggawangan yang terancam punah dengan status Kritis (Critically Endangered).  Satwa bernama Chitra chitra javanensis berbobot 140 kg ditemukan di Sungai Ciliwung wilayah Tanjung Barat, Jakarta Selatan. 
2.      2.  Perayaan Hari Ciliwung merupakan wujud apresiasi terhadap jasa ekosistem Sungai Ciliwung.  Komunitas Ciliwung mengajak masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam gerakan pelestarian Sungai Ciliwung.

3.     3.   Kontak Person Abdul Kodir 0813 807 48996, Sudirman Asun 0812 1212 5108, Muhamad Muslich 0813 81234 648
Urukan Sempadan Ciliwung Depok oleh Pembangunan Komp. Perumahan
(susur Ciliwung 2011)
Ketinggian Urukan Tanah Baru di Sempadan Depok Dilihat dari Badan Sungai
(Jelajah Keanekaragaman Hayati Ciliwung 2013)
Urukan dan Turap Sempadan oleh Pembangunan Komp. Perumahan di Pasir Gunung Selatan -
Kelapa Dua, Depok
(Napak Tilas Jelajah Rakit Bambu Bojonggede-Condet 2013)


Sebelum Urukan dan Turap Sempadan oleh Pembangunan Komp. Perumahan di Pasir Gunung Selatan -
Kelapa Dua, Depok
(Susur Ciliwung 2011)
Green Belt Cilebut-Bojonggede-Cibinong-Citayam-Depok
SELAMATKAN YANG TERSISA..!
(Napak Tilas Jelajah Rakit Bambu Bojonggede-Condet 2013)





Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

 

© 2013 Ciliwung Institute. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top